Home » , , » Budidaya Strawberry Hidroponik

Budidaya Strawberry Hidroponik


 Video Strawberry Hidroponik
Hidroponik adalah cara budidaya tanpa media tanah yang tidak menyediakan unsur hara dan merupakan bagian dari pertanian pada kondisi lingkungan terkendali (Controlled Environment Agriculture) dalam rumah kaca atau rumah kasa. Menurut Wijayani dan Widodo (2005) dengan sistem hidroponik dapat diatur kondisi lingkungannya seperti suhu, kelembaban relatif dan intensitas cahaya, bahkan faktor curah hujan dapat dihilangkan dan serangan hama penyakit dapat diperkecil.

1. Perbanyakan Tanaman
 a. Perbanyakan dengan stolon
Stroberi diperbanyak secara vegetatif dengan menggunakan sulur atau stolon. Sulur adalah batang khusus yang timbul dari ketiak daun.  Sulur tumbuh sejajar dengan tanah dan membentuk tunas anakan pada setiap ruas. Pada setiap buku tunas anakan muncul akar dan tumbuh menjadi tanaman baru.  Dari setiap tanaman induk dapat diperoleh 20 pohon untuk dijadikan bibit.  Jika bibit telah tumbuh dan mempunyai 4-5 helai daun maka dapat dipindahkan ke bedengan dengan jarak tanam 15x15 cm.  Sebelum dipindahkan bibit harus diseleksi terlebih dahulu yaitu dipilih bibit yang sehat dan kuat.  Dua bulan kemudian sulur tersebut siap untuk dipindahkan ke kebun (Herlinayanti, 2003).

b. Perbanyakan Secara In Vitro
Stroberi termasuk salah satu tanaman yang mudah diperbanyak dengan teknik in vitro.  Dari satu pucuk meristem berukuran 0,5-0,7 mm dapat dihasilkan 15-20 pucuk perminggu.  Dari 15 pucuk yang diperoleh dapat dibagi menjadi 7-8 kelompok, masing-masing terdiri dari dua pucuk.  Dalam waktu 6-8 minggu kelompok baru akan kembali membentuk sejumlah pucuk.  Kemudian pucuk-pucuk tersebut kembali dipecah dalam beberapa kelompok hingga menghasilkan ribuan tanaman (Gunawan, 1996). 

 Video Strawberry Hidroponik


2. Persiapan tanam
Menurut Gunawan (2008) hal penting dalam sebelum melakukan penanaman dalam greenhouse adalah sterilisasi greenhouse. Sterilisasi dilakukan dengan tujuan untuk membersihkan seluruh greenhouse dari mikroorgnisme (telur/larva, virus, bakteri dan fungi) yang dapat merugikan tanaman. Ada beberapa bahan yang dapat digunakan dalam sterilisasi antara lain; lysol, formalin dan beberapa jenis pestisida, dengan cara:
Formalin 5% disemprotkan ke seluruh bagian greenhouse dengan konsentrasi 5 cc/liter air
Dalam waktu 4-5 hari setelah penyemprotan formalin disusul dengan penyemprotan pestisida (insektisida dan fungisida) dan diulang sampai 2-3 kali.
Sehari sebelum media tanam ditata, greenhouse disemprot dengan larutan lysol dengan konsentrasi 3-5 cc/ liter air.
Instalasi bak desinfektan kaki supaya penyakit tidak bisa dibawa ke dalam greenhouse.
Jika ditanam di dalam pot, media harus memiliki sifat poros, mudah merembeskan air dan unsur hara selalu tersedia (Anonymous, 2009a). Sedangkan tanaman stroberi yang ditanam dalam ruang tertutup (greenhouse) dapat menggunakan media rockwool atau arang sekam. Rockwool adalah batu gamping, yang dicampur dengan serat benang yang diolah pada suhu tinggi (600ยบ C).  Arang sekam berasal dari kulit padi yang dibakar.  Kedua media tanam tersebut dipakai untuk penanaman secara hidroponik.  Pada umumnya arang sekam lebih umum digunakan petani untuk penanaman stroberi kerena tidak mengikat hara.  Sehingga nutrisi yang diberikan kepada tanaman dapat dikontrol dan tidak merusak akar saat tanaman dipindahkan (Budiman dan Desi, 2005).

 Video Strawberry Hidroponik



3. Pemberian Nutrisi
Pada sistem budidaya hidroponik unsur hara esensial yang diperlukan tanaman disediakan dalam bentuk larutan/nutrisi. Larutan hara dibuat dengan cara melarutkan garam-garam pupuk dalam air. Berbagai garam jenis pupuk dapat digunakan untuk larutan hara (Anonymous, 2009b). Salah satu kesulitan didalam penyiapan larutan hara ini adalah belum diketahuinya dosis unsur hara yang optimal bagi pertumbuhan tanaman. Pada dosis yang terlalu rendah pengaruh larutan hara tidak nyata, sedangkan pada dosis yang terlalu tinggi dapat mengakibatkan tanaman mengalami plasmolisis, yaitu keluarnya cairan sel karena tertarik oleh larutan hara yang lebih pekat (Wijayani, 2000; Marschner, 1986).

Pemupukan dan Penyiraman (fertigasi) pada budidaya sistem hidroponik umumnya dilakukan secara bersamaan. Teknis fertigasi dapat dilakukan dengan manual atau sistem irigasi tetes (Drip irrigation system). Akan tetapi teknis fertigasi terbaik adalah dengan sistem irigasi tetes karena fertigasi dapat diberikan secara merata, meminimalisir tenaga kerja, menghemat waktu. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam sistem irigasi tetes yaitu; kualitas air (sumber air) harus bersih dan bebas dari penyakit dan bahan kimia, kualitas nutrisi dengan komposisi hara harus dengan kebutuhan tanaman dan mempunyai kemampuan larut 100 %, waktu, volume dan frekuensi fertigasi dan jenis media yang digunakan (Gunawan, 2008).

4. Pengendalian Hama Penyakit
Pencegahan hama dan penyakit umumnya dapat dilakukan dengan menjaga kebersihan greenhouse, menanam bibit yang sehat, memberikan pupuk sesuai anjuran sehingga tanaman tumbuh sehat, melakukan pergiliran tanaman dengan tanaman bukan keluarga Rosaceae, memangkas bagian tanaman atau mencabut tanaman yang sakit dan menghancurkan tanaman terserang. Perbaikan drainase dapat menurunkan serangan penyakit (Anonymous, 2008b).

 Video Strawberry Hidroponik


5. Panen dan Pascapanen
Pemanenan buah stroberi dapat dilakukan 8 minggu setelah penanaman pada tanaman dari bibit stolon berperakaran baik.  Masa panen berlangsung 3-4 minggu, setiap minggu 2 kali pemanenan (Gunawan, 1996).  Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Linardakis dan Manios (2005) stroberi yang ditanam pada sistem hidroponik dapat menghasilkan 734 gram buah per tanaman per tahun. Sedangkan penanaman di lahan terbuka yang hanya mencapai 450 gram per tanaman per tahun. Pemetikan buah stroberi yang akan dipasarkan untuk konsumsi harus disertakan kaliks, sedangkan untuk pengolahan tanpa kaliks (Gunawan, 1996).

Artikel Lainnya

Popular Posts